
KONFRONTASI - Wakil Ketua Umum Komite Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Widodo Tri Sektianto menduga langkah pemerintahan Joko Widodo membubarkan Pertamina Energy Trading Limited (Petral) sebagai upaya memindahkan penguasaan impor BBM dan crude oil dari kelompok mafia migas yang lama ke mafia migas baru berkedok Trisakti dan Nawacita.
"Sangat jelas dan kasat mata kenapa Petral dibubarkan. Pembubaran Petral cuma akal-akalan para mafia migas yang ada di sekeliling Jokowi," ujarnya.
Menurut Widodo, motif pembubaran Petral lebih pada pembentukan oligarki mafia migas baru di Integrated Supply Chain (ISC). Pembubaran Petral dikomandoi oleh Arie Sumarno. Selain sebagai penggagas ISC, Arie juga merupakan kakak Meneg BUMN Rini Sumarno.
Lagi pula, sambung Widodo, selama ini ISC banyak meyalahi aturan pembelian impor BBM dan crude oil karena membeli tidak langsung ke National Oil Company (NOC), melainkan tetapi melalui para trader seperti Socar Trading ,VItol Trading.
Dia juga mempertanyakan alasan pembelian tidak lewat Petral bisa menghemat? Buktinya, harga BBM saat ini justru bertambah mahal. Bukankah ini berarti, kata Widodo, Jokowi sudah dibohongi oleh klan Sumarno dan para mafia migas baru.
Selain itu, katanya, pembubaran Petral sangat tidak beralasan. Kalau memang ada mafia migas di Petral, mengapa tidak meminta KPK melakukan investigasi untuk membuktikannya.
"Patut disayangkan Jokowi menyerahkan begitu saja ke keluarga besar Sumarno untuk mengelolah dan menyusun tata niaga BBM yang akan berdampak menimbulkan mafia baru yang akan bermain di ISC Pertamina," tukasnya.[ian/rm]